Senin, 24 Januari 2011

Keluarga---kataku

Keluarga. Bagaimana kamu mendefinisikan sebuah keluarga? Bagiku keluarga adalah tempat dimana aku bisa berkata “pulang”. Keluarga adalah komunitas kecil yang mengenalku sejak lahir. Keluarga adalah yang bercerita dan diceritakan.

Keluarga adalah aktifitas bersama di pagi hari, sendau gurau di sore hari, cerita kelelahan yang sama di malam hari, dan tempat di mana aku tidak lagi beranjak lagi saat waktu tidur.

Keluarga adalah ketika berebut menonton TV dan harus mengalah pada yang paling kecil. Keluarga adalah tumpukan cucian piring kotor di dapur dan baju-baju di ember.

Keluarga adalah deretan gelas bekas kopi, teh, dan susu di meja, juga mangkok besar bekas menyantap mi instant bersama. Keluarga adalah sandal berwarna-warni penuh tanah di depan pintu. Keluarga adalah jemuran beraroma sabun sama melambai-lambai di halaman belakang.

Keluarga adalah lemari kecil berisi raport SD, ijazah SMP, KK, buku posyandu, rekening listrik, beberapa foto lama, dan Al Qur’an. Keluarga adalah sampiran mukena, sajadah, dan peci. Keluarga adalah mengamini doa bersama selepas maghrib.

Keluarga adalah ketika, “Ma, endi sangune aku?” Keluarga adalah ketika, “Ma, ngesuk mpasar ya, kiye aku nembe gajian.” Keluarga adalah memberi. Keluarga adalah ketika,“Pa, tulung ndandana sepatuku.” Keluarga adalah ketika, “Pa, kiye klambine wis tek nyetrikakna.” Keluarga adalah menolong.

Keluarga adalah bulan puasa dan lebaran, sahur dan buka puasa bersama, kembang api kecil di malam takbiran, minta maaf malu-malu di idul fitri.

Keluarga adalah ayah, ibu, dan adikku. Mereka yang aku punya. Mereka yang aku mintai izin---saat akan pergi lama, melakukan hal baru, dan kelak saat aku memutuskan untuk membentuk satu lagi keluargaku.

Keluarga bagiku bukan berjalan-jalan bersama, karena kami tidak punya jadwal dan anggaran khusus untuk itu. Keluarga bukan album-album foto penuh cerita, karena kami tidak punya itu. Keluarga bukan makan besar bersama, karena kami mensyukuri makanan dengan cara kami. Keluarga bukan merayakan ulang tahun dan membuka hadiah, karena kami tidak mentradisikan itu. Keluarga bukan cium pipi dan berpelukan, karena kami canggung dengan itu, bukan kebiasaan kami. Keluarga bukan hadir di acara wisuda dan berbangga-bangga, karena kami belum sampai pada itu. Keluarga adalah bahasa simpel dan tradisional. Keluarga adalah cerita tanpa pola. Keluarga adalah harta kasih sayang dan perlindungan.

Kamis, 13 Januari 2011

Aku Ingin Menjadi Yang Halal Bagimu


Aku ingin menjadi yang halal bagimu
yang bisa kau kecup keningnya dengan lembut,
yang bisa kau genggam tangannya dan meluruhkan dosa,
yang bisa kau imami di setiap sholatmu,
yang selalu pertama kau cari saat pulangmu.

Aku ingin menjadi yang halal bagimu
karena aku ingin bahagia dan membahagiakanmu,
karena aku ingin cinta kita diberkahiNya
Aku ingin menjadi yang halal bagimu.

Rabu, 05 Januari 2011

Ketika Menjadi Tidak Menyenangkan


ketika tidur menjadi tak lagi lelap,
ketika makan tak lagi lahap,
ketika penat menggelayut pekat,
ketika mata menjadi sembab,
ketika langit terlihat lebih gelap,
ketika udara menjadi pengap,
ketika hujan menjadi merisaukan
ketika mentari tak cukup menembus rongga beku di sanubari,
ketika aku menjadi enggan bersuara,
aku menulis.
ketika tulisanku tak cukup melapangkan fikir,
aku berserah pada Illahi Robbi,
hamba hanya manusia fakir,
serakah,
egois,
tidak bersyukur.
ketika semua menjadi tidak lagi menyenangkan untukku,
pun aku masih memiliki diriku sendiri,
kebebasan untuk terpuruk atau beranjak.
Tuhan tak akan pernah lupa menyelipkan kasih sayang di setiap coba.

*mencoba menggali kepercayaan diri.