Senin, 25 Februari 2013

Sang Mempelai


image source: google.com
Santi menatap teman-temannya yang sedang berdandan. Biasanya ia yang jadi yang paling lama, dan paling dinanti.

Wah, nyonyahe wis ayu pisan1,” goda Leni, mantan teman sepanggunya. Ya, kini Santi adalah seorang mantan reog.

Jika kemarin lalu ia dijuluki Sang Penari, layaknya  Srintil dalam film, sekarang ia adalah Sang Mempelai. Mempelai dari seorang paling kaya di Desa Karangsari, mungkin juga sekecamatan Banyumanis.

Pria itu adalah Gatot Pramana, juragan kayu, ayam, wedus2, sapi, dan pemilik berhektar-hektar sawah. Saat sarahan3 3 hari lalu saja ia membawa setruk suluh4, dua jago gagah, dua bandot5 kekar, seekor sapi super, dan 5 karung beras. Belum lagi 30gram emas dan hantaran lainnya.

Minggu, 10 Februari 2013

Lebih Banyak Lagi

image source: google.com







"Aku ingin kau membelai dan memainkan rambutku. Meneliti setiap helainya. Hingga kau tahu rambut mana saja yang berubah putih kemudian. Dan kau tetap mencintaiku. Karena aku juga. Selalu mencintaimu, setiap helai rambutku dan lebih banyak lagi."

Minggu, 03 Februari 2013

Pari Budin

Malam sampai di ujungnya. Langit gelap, bulan yang menua tak tampak. Harun mengendap-endap di samping sebuah rumah.

Ditaburkannya beras sambil berjalan mundur. Pemuda itu komat-kamit mengingat mantra yang diajarkan Dukun Sapto maghrib tadi disaksikan lurahnya.

Beras karo jampi kuwe bakal gawe warga nglembroh, terus mesti milih ko, Drajat! Gambar pari sing nomer siji1,” yakin Dukun Sapto. Lurah Drajat dan 3 orang pemuda lainnya manggut-manggut.

Harun kebagian menaburkan beras di Dusun 4, dimana pendukung Lurah Drajat masih sedikit. Ia semangat saja, apalagi ia dijanjikan tambahan uang ratusan ribu sebagai upahnya.

Tinggal beberapa jengkal lagi dan selesai, tapi tiba-tiba… “Hei!”