Senin, 24 Oktober 2011

Cerita Simbah

Assalamu ‘alaikum warrohmatullahi wabarrokatu.

Tak biasanya ya, aku mengawali catatanku dengan salam? Bukan karena aku mau pidato lho. Dan bukan tanpa alasan pula. Hari ini aku belajar banyak, termasuk nikmatnya saling mengucapkan salam sesama muslim.

Minggu pagi ini, sudah kuniatkan mendatangi pengajian di Masjid Agung Darussalam Purbalingga. Aku berangkat sendiri, hanya diantar bapak sampai pangkalan angkot di Gembrungan. Dua orang teman yang kuajak mengatakan tidak bisa. Ah, tak apa. Toh, aku biasa pergi kemana-mana sendiri. Apalagi niatnya baik, mengaji, insyaallah aman dan bertemu sesama jamaah di sana.

Sampai di Purbalingga, aku sempat berdiri beberapa saat di alun-alun, membaca koran dinding yang baru diganti, juga mengamati beberapa orang yang duduk-duduk dan berjalan di lingkaran batu refleksi di bawah pohon beringin. Setelah kulihat beberapa orang memasuki masjid, kuputuskan menyeberang dan masuk lewat jalan samping kanan masjid.



Minggu, 09 Oktober 2011

Surat Sayang

Sayang, aku ingin melingkari setiap tanggal di kalenderku dengan spidol kuning cerah hingga genap 50 minggu kemudian.

Aku ingin menulis banyak cerita pendek dan puisi lalu dibukukan, dimana disana ada selipan inspirasi darimu.

Aku ingin menyisir rambutku dan tersenyum di cermin setiap sabtu malam, seperti saat kau berkunjung ke rumah.

Aku ingin pergi berhari minggu ke keramaian kota kecilku, dimana disana ada jejak dan ingatan kita.

Aku ingin menyeduh teh dan merasakan hangatnya gelasnya di tanganku, seperti saat kau menggenggam tanganku setelah meminum teh sama yang kubuat untukmu.

Aku ingin memandang langit, dan merasakan apapun perasaan yang datang, dimana kita sering memasrahkan harapan.

Aku ingin bangun dini hari lalu mencuci tangan dan wajahku, seperti kau tentramkan hatiku dengan mengajak bermesra denganNya.

Aku ingin mengunjungi rumahmu, melihat ibumu, dimana ada raut teduh yang sama sepertimu.

Pun, aku ingin melihat raut ibuku, yang padanya kau titipkan ketenangan akan cinta putrinya ini.

Sayang, aku ingin melalui waktu tanpamu ini semulus jalan saat kau mengantarku pulang.

Dan segera kita sampai pada waktu untuk bersama, dimana akan tumbuh harapan, juga keinginan baru yang lebih rahmah dan indah.


Note: Sayang, ini bukan wish list biasa, tapi juga surat sayangku untukmu. :)