Rudi butuh seragam baru. Kemeja putihnya sudah kuning. “Piwe arep olih pacar nek klambiku blusuk kayak kiye?1”
Minggu lalu ia sudah mengutarakan hal itu kepada ibunya.
“Sabar, Rud. Minggu ngarep bapakmu gajian. Ibu ya kepengen tuku gamis anyar nggo kondangan,2” kata ibunya.
Malam ini bapaknya kedatangan tamu, Pak Lurah. Kamar Rudi yang bersebelahan dengan ruang tamu membuatnya leluasa menguping.
Minggu lalu ia sudah mengutarakan hal itu kepada ibunya.
“Sabar, Rud. Minggu ngarep bapakmu gajian. Ibu ya kepengen tuku gamis anyar nggo kondangan,2” kata ibunya.
Malam ini bapaknya kedatangan tamu, Pak Lurah. Kamar Rudi yang bersebelahan dengan ruang tamu membuatnya leluasa menguping.
“Syukurannya malam Jum’at. Acara kecil saja. Biar lebihnya banyak,” suara Lurah Jamal berbisik-bisik dengan Pak Bagyo, lalu keduanya terkikik. Rudi jadi penasaran, ibu mengintip dari celah pintu.
Terlihat Pak Lurah mengangsurkan amplop kepada bapaknya. “Nah, yang ini lebihan yang kemarin.”
Pak Bagyo lalu mengucapkan terima kasih dengan sumringah kepada Lurah Jamal. Rudi memicingkan matanya.
“Syukuran? Lebihan?” otak Rudi berputar. “Renovasi kantor kelurahan?”
Semuanya lantas jelas saling berkait. Kantor kelurahan desanya memang baru selesai direnovasi, dan pantas jika akan diadakan syukuran. Rudi yakin amplop yang bapaknya terima itu adalah hasil kecurangan dari renovasi kantor kelurahan tersebut yang beliau urus dengan Pak Lurah.
Bapaknya yang seorang Sekdes, yang terkenal ramah, yang ia hormati ternyata korupsi! Rudi menelan pahit kesimpulannya.
Paginya ia ragu-ragu menatap wajah bapaknya yang tengah memberikan uang kepada ibunya. “Sida tuku seragam anyar nggo Rudi? Tukokna aku kemeja batik sisan ya.3”
Saat pulang sekolah, Rudi menemukan kemeja putih baru dan kaos biru di kasurnya. Tapi ia tak berselera untuk melihat apalagi menjajalnya.
“Rud, seragam karo kaose wis dijajal? Pas apa ora?4” tanya ibunya sambil mematut-matut gamis barunya.
“Kiye gamise ibu korup apa ora, Rud?” tanya ibunya lagi. “Apik ya, Pak?5”
“Apik, Bu. Kemeja sing ibu tukokna be korup pisan tek enggo,6” jawab bapaknya senang.
“Korup ora korup, Pak,7” Rudi akhirnya menjawab dengan penekanan sambil masuk kamar. Ia sebal dengan polah kedua orang tuanya.
“Apa sing korup sekang klambi sing dituku nganggo duit kang tindak korup?8” umpat Rudi dalam hati.
-------------------------------------
- Bagaimana mau dapat pacar kalau bajuku lusuh begini?
- Sabar, Rud. Minggu depan bapakmu gajian. Ibu juga ingin beli gamis baru untuk kondangan.
- Jadi beli seragam baru buat Rudi? Belikan aku kemeja batik sekalian ya.
- Rud, seragam sama kaosnya sudah dicoba? Pas apa nggak?
- Ini gamisnya ibu pantes apa nggak, Rud? Bagus ya, Pak?
- Bagus, Bu. Kemeja yang ibu belikan juga pantes banget aku pakai.
- Pantes nggak pantes, Pak.
- Apa yang pantes dari baju yang dibeli pakai uang dari tindak korup?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar