Kita selalu butuh bicara
Dari ‘apa kabar’ sampai ‘aku marah’
Tidak boleh 1x24 jam diam
Harus ada bicara, begitu aturannya
Tapi terkadang aku lelah
Bicaraku menggema di langit-langit saja
Hati kita kosong, putus asa
Kata jadi pahit; kau bilang aku sinis
Bagaimanalah bisa manis
Tak kulihat teduh matamu
Jadi aku menceracau saja
Perlawanan rasa ingin menangis
Dari ‘apa kabar’ sampai ‘aku marah’
Tidak boleh 1x24 jam diam
Harus ada bicara, begitu aturannya
Tapi terkadang aku lelah
Bicaraku menggema di langit-langit saja
Hati kita kosong, putus asa
Kata jadi pahit; kau bilang aku sinis
Bagaimanalah bisa manis
Tak kulihat teduh matamu
Jadi aku menceracau saja
Perlawanan rasa ingin menangis
Aku harap aku tak perlu bilang ‘tolong’ untuk dimengerti
Tak perlu marah agar dituruti
Aku tak sabaran, kau pasti tahu
Lama-lama bisa jadi seperti karet kehabisan elastis
Aku masih ingin bicara, sungguh
Banyak hal yang ingin diceritakan
Biar bebas seperti anak usai berenang
Karena bebas itu bukan lari, tapi bermain
Jadi mari kita buat jadwal bicara jadi menyenangkan
Kita sama mencebur, jangan hanya menunggu di pinggir
Bukankah ini hubungan ‘super komunikasi’
yang kita sepakati?
Tak perlu marah agar dituruti
Aku tak sabaran, kau pasti tahu
Lama-lama bisa jadi seperti karet kehabisan elastis
Aku masih ingin bicara, sungguh
Banyak hal yang ingin diceritakan
Biar bebas seperti anak usai berenang
Karena bebas itu bukan lari, tapi bermain
Jadi mari kita buat jadwal bicara jadi menyenangkan
Kita sama mencebur, jangan hanya menunggu di pinggir
Bukankah ini hubungan ‘super komunikasi’
yang kita sepakati?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar