“Pernikahan mereka memang terkesan terlalu cepat. Bahkan sempat muncul gosip itu karena Rissa sudah berbadan dua. Menanggapi itu, Raihan meminta masyarakat melihat kebenarannya saja nanti.”
“Ya lihat saja nanti, perut Rissa akan cepat mblendung apa nggak. Saya menikahinya karena ibadah dan saya yakin ia yang terbaik buat saya. Itu saja.”
Narasi host infotainment yang cantik dan komentar Raihan yang berpeci putih bergantian muncul di televisi. Gambar-gambar pernikahan aktor laga itu disajikan indah.
Tapi Indah justru mendung. Hati perempuan itu masih hancur.
Di depan televisi ia meremas
tangannya, menahan air mata saat seorang wartawan tabloid mewancarainya.
“Saya bukannya tidak rela dengan
pernikahan itu. Bukan. Tapi tolong jangan fitnah saya terus. Dibilang saya
menjelek-jelekkan Raissa di jejaring sosial, dibilang saya mengancam Raihan.
Tidak, itu semua tidak benar. Bahkan akun
Twitter saya sudah saya tutup sejak dua bulan lalu,” urainya pada si
wartawan perempuan yang terlihat bersimpati.
Ya, dua bulan lalu. Waktu dimana
Raihan memutuskan Indah secara sepihak, lewat telepon.
Saat itu bahkan pria yang sudah
memacarinya selama dua tahun itu sedang berada di Malaysia untuk promo film. Ia
menelepon jauh-jauh hanya untuk mengatakan hubungan mereka tidak bisa
dilanjutkan.
Indah tak percaya. Bagaimana
mungkin Raihan yang bahkan masih sempat memeluknya di bandara sebelum pergi
bisa memutuskan sepahit itu.
Indah sadar belakangan memang
hubungan mereka tengah diuji. Film Raihan yang meledak, kepopuleran yang
mendadak, wanita-wanita cantik yang mendekat, dan fans yang tak terima Raihan
berpacaran dengan Indah, janda berputri kecil.
Indah juga sadar begitulah dunia
keartisan, amat rentan godaan. Ia yang sempat mencicipi akting FTV juga
merasakan.
Ia yang bercerai tiga tahun lalu
dari James si anak band. Ia yang akhirnya dekat dengan Raihan, sejak pria itu
belum seterkenal sekarang.
Ia yang sering diyakinkan Raihan
bahwa mereka bisa bertahan. Ia yang sempat dijanjikan akan dikenalkan dengan
ibu Raihan pelan-pelan.
Ia yang terlanjur amat menyayangi
lelaki yang sudah dipanggil “Om Ayah” oleh Tania putri kecilnya.
Indah mengusap air matanya. “Saya
tetap berharap Raihan bahagia dengan pilihannya,” dicobanya tersenyum pada si
wartawan yang bernama Fani itu.
Kini fikirannya terbang pada
Rissa, penyanyi cantik pilihan Raihan itu. Dilihat dari infotainment tadi, Rissa memang tampak lebih gemuk.
Tapi apa benar Raihan sampai
khilaf menghamilinya lebih dulu? Entahlah, baginya pria itu selalu sopan.
Tapi Indah tak yakin juga, karena
bahkan kedekatannya dengan Rissa saja tidak tercium olehnya sampai putus. Dan
Rissa, seingat Indah beberapa bulan lalu ia malah diberitakan dekat dengan
Johan, putra pengacara kaya yang tengah menjajal akting.
Johan, pemuda itu pernah
mengatakan amat mengagumi Rissa dengan mata berbinar-binar di televisi. Apa
sekarang ia juga menonton infotainment
dengan sebal?
Apa ia juga patah hati? Apa ia
juga ingin merobek televisi? Indah gemas sendiri memikirkannya.
Namun, dipikir-pikir ini lucu
juga, pikir Indah kemudian. Ini jadi semacam cinta kotak, segi empat. Oleh
orang-orang yang sama-sama diricuhi televisi.
Si wartawan cantik itu sudah
pergi. Ia sempat tersenyum manis sekali di depan pintu dan mengatakan Indah
harus kuat. Jarang sekali ada wartawan baik seperti itu, kagum Indah.
Indah kini menatap jendela ruang
tengahnya. Besar dan lebar, dan nyata.
Tidak seperti televisi. Meski
sama-sama kotak, jendela lebih jujur mengabarkan suasana.
Dan sore itu jadi lebih hangat
bagi hati Indah.
“Mama, nanti Mama muncul di
majalah lagi, ya? Sendirian?” tanya Tania tiba-tiba. Indah tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar