Rabu, 10 Oktober 2012

Gado-Gado


Perasaan Eva gado-gado. Foto perselingkuhan suaminya mencerabut kesabarannya sampai ke dasar.

Ia tergesa menuju Bandara. Pengkhianatan Edo dengan wanita lain di Balikpapan harus dihentikan.

Tapi keadaan seperti mengganduli langkah Eva. Pesawatnya delay 2 jam, membuatnya ingin memaki petugas airline.

Di pesawat, bajunya ketumpahan minumannya sendiri. Ok, Eva memang tidak bisa memarahi siapapun kali ini, tapi itu hampir membuatnya ingin menjerit.

Sesampainya di Balikpapan, taksinya diserobot oleh perempuan lain. Eva sudah melotot ingin menjambak perempuan berkacamata hitam tersebut, tapi kemudian ia mundur.

Setelah di taksi, Eva baru sadar kemana ia harus mencari Edo?


“Meneleponnya? Ah, tidak! Aku ingin mempergokinya langsung bersama wanita itu!” pikir Eva kalut.

Tapi apes lagi untuk Eva, ia ditodong pisau oleh si supir taksi. Eva mengkerut. Tas, dompet, tablet terpaksa ia serahkan.

Supir keparat itu lalu memaksa Eva turun di tepi jalan. Tak ada rumah. Eva menangis, menjerit.

Saat itu ia merogoh kantong jaketnya. HP!

Tidak ada pergok-memergoki lagi, ia segera menelepon Edo.

“Kamu dimana? Aku dirampok.. Aku..,” Eva sesak.

“Dirampok dimana? Aku di Sudirman mau pulang. Kamu dimana?” Edo mendadak panik.

“Aku di Balikpapan. Nggak tahu dimananya…”

“Kok bisa? Lha ini aku sudah di Jakarta. Terus gimana?”

Eva tak percaya. Sesak sekali.

“Kamu… Kamu cepat kesini! Cepaat!” Eva menjerit sejadinya di telepon. Menangis lagi. Ia tak percaya.

Edo baru datang tengah malam. Wajahnya berantakan. Panik dan khawatir.

“Va, kamu nggak apa-apa? Va?” Edo menggunjang-gunjangkan bahu istrinya itu yang lunglai.

“Vaa?!”’

***
Setelah menelepon Edo, Eva berjalan lemas tak tahu harus kemana. Tapi ternyata keapesannya hari itu diselipi satu keberuntungan juga: ada truk lewat.

“Tolooong!” Eva dengan jurus jeritnya berhasil menghentikan truk itu, dan memaksanya mengantarkan kembali ke Bandara.

***
“Kamu… Kamu menyebalkaan!” Eva yang sudah berusia 27 tahun itu tak sungkan menjerit lagi, membuat orang-orang di ruang tunggu Bandara melongok heran.

“Ssstt.. Tenang. Sebenarnya ada apa sampai kamu kesini?” Edo memeluk Eva.

Jeritan Eva teredam juga oleh pelukan itu. “Kamu selingkuh. Jahat. Kamu…” suara Eva serak, menangis.

“Sssttt…” Edo mengusap-usap punggung Eva. Perasaan Eva sekarang lebih dari gado-gado.

Mungkin seperti menandaskan sepiring gado-gado pedas dilanjut minum es kelapa muda. Segar, merontokkan panas.

Itu menu favorit mereka ketika pacaran. Juga sebelum Edo terlalu sibuk seperti sekarang.

“Kita cari hotel, ya. Kamu lemas sekali…” Edo membimbing Eva keluar.

Eva manut. Perselingkuhan itu, ia lupa.

“Kamu pasti lelah. Belum makan juga kan?” tangan Edo tak lepas dari lengan Eva.

Eva mengangguk pelan. “Apa disini ada gado-gado dan es kelapa?” pinta Eva kemudian.
-----------------------------------------------

Kemaren malem mimpi aneh dengan setting bandara. (apa gara-gara hari Minggu kemaren main ke Lanud Wirasaba ya? -____- )
Daripada cuma jadi sekedar mimpi aneh, ya mending ditulis jadi FF :p
Tentunya dengan dramatisasi biar seruu. :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar