Rabu, 31 Oktober 2012

Ya Sudah



Hesti melihat tumpukan undangan pernikahan di meja kerjanya yang bertambah lagi.

“Huh, mentang-mentang lagi musim hujan jadi pada rombongan kawin!” gerutunya.

Hari ini jadwalnya Sekar dan Panji. Hesti sudah janjian akan datang ke resepsi teman KKN-nya itu bersama Asih.

Lepas jam kantor, Hesti segera mencari Asih. Mereka berangkat dengan taksi menerobos hujan.

Resepsi Sekar dan Panji digelar mewah dengan adat Jawa lengkap.

“Mereka kayak pasangan wayang ya,” celoteh Hesti kemudian dihadiahi cubitan Asih.

Hesti cekikan, tapi ketawanya terhenti saat melihat seseorang yang dikenalnya.

“Hes, Agung, Hes!” Asih yang juga melihat langsung menggoncang-goncangkan lengan Hesti.


Dan parahnya, Agung berjalan ke arah mereka. Asih tambah heboh, “Hes, dia kesini Hes! Mau ngajakin kamu balikan kayaknya, Hes!”

Teman-teman di sekitar Asih dan Hesti juga penasaran dengan apa yang akan terjadi. Mereka menatap seperti menonton live drama.

Hesti dan Agung. Pasangan yang merencanakan nikah tahun lalu, tapi gagal karena gosipnya Hesti tidak mau ditinggal ke China.

Kini setelah Agung menyelesaikan S2-nya, akankah mereka balikan lagi? Pertanyaan itu menggantung di banyak kepala.

“Hai,” Agung menyapa Hesti ringan. Masih disaksikan puluhan mata.

Mereka lalu duduk di satu meja. Dan tetap, para mata tidak lepas dari mereka, ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya.

“Kalau Agung pegang tangan Hesti, artinya ia ngajak balikan. Kalau Agung bangkit duluan, itu artinya Agung nyakitin Hesti lagi. Awas aja!” umum Asih kepada teman-temannya di meja lain.

“Berlaku sebaliknya juga ya. Kalau Hesti yang dekat-dekat berarti emang dia yang menyesal dan pengen balikan lagi,” kata Sinta, teman Hesti dan Asih, sinis.

Dan ternyata… Agung yang pamit duluan, sembari tersenyum. Penonton ber”yah” ria sambil masih bertanya-tanya.  Kok Agung senyum, ya?

Bagi Hesti, meski setahun berlalu, Agung dan keputusan dirinya masih sama. Lelaki itu masih jenius, tapi tak tahu apa yang ia butuhkan.

Di meja dingin tadi..

“Aku ditawari S3 dan pekerjaan sekaligus. Kata ibu, mungkin aku bisa membawamu juga.”Agung berkata dengan percaya diri. Tapi tidak sedikitpun menatap mata Hesti.

“Itu bagus. Tapi aku hanya akan memberatkanmu. Pergilah,” putus Hesti mantap. Ia tahu sebenarnya Agung sedang memintanya untuk membantu membuat keputusan, bukan sedang meminta balikan apalagi melamar ulang.

“Ya sudah. Baik-baik ya,” pamit Agung santai. Ia memang sebatas menyampaikan keinginan ibunya.

Nothing to lose,” sepakat Agung dan Hesti kemudian, sendiri-sendiri di hati mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar