Minggu, 30 Desember 2012

Tak Sudi


Apa gajimu kurang, Pak?
Sepertinya tidak. Hidupmu enak.
Setiap hari tak harus menarik becak
Atau tidur di emperan
Tapi kenapa akte anakku kau persulit?

Bayarnya mahal, jadinya lama
Pak guru sudah bolak-balik menanyakan
Aku jadi tak konsen menggenjot becak
Duduk lelah di depan pertokoan
Menyaksikan hidup hedonis perkotaan
Dan kulihat kau menuntun anakmu
Yang seumuran anakku
Pak, apa anakmu sudah punya akte?


Pastilah sudah, dan mudah
Dan senang, karena bisa berjalan-jalan
Dari uang kami, mungkin
Yang kau telan
Katanya uang jalan, agar akte cepat jadi
Tapi Anda memang perangkat jadi-jadian
Sering menghilang saat dimintai bantuan
Sekalinya ada pastilah mematok uang
Pelicin biar senyummu lebar

Kami yang harus bersabar
Meski seret, meski ngutang
Asal keperluan lancar
Nyatanya kadang ngurut dada juga
Ada saja birokrasi bertele
Itu juga alasanmu ketika dicecar

Ah, memang perangkat, pejabat kita kurang ajar
Dari akar desa sampai teras negara
Bahkan Kepala dari Kepala, Kepala, Kepalanya juga
Apa saja minta bagian
Angka kecil dibesar-besarkan
Yang benar dialihkan, lantas hilang
Bersama lenyapnya takutmu

Padahal Tuhan selalu melihat, menghitung
Mungkin saja nafasmu tinggal satu dua
Saat itu tak ada malaikat sudi memungut uang demi kesenanganmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar