Jumat, 09 Mei 2008

untukNya

angin yang mengusik birunya langitku, tempatku berkisah tentang matahari pujaanku
menyadarkanku dari kesilauan cahaya yang tak sangka membutakan mata
betapa aku telah melambung jauh tinggi ke luasan Bimasakti, kala bintang membuangku kembali ke tanah untuk asal dan akhirku
di sini aku si 'pecandu bual' yang gemar berkhayal
apa hargaku ketika puisi-puisi, sajak-sajak, lagu-lagu duniawi pun tak lagi sudi menampung tetes air mataku?
aku terlalu hina tuk serta dalam istana cinta dan kebahagiaan yang pernah kuimpikan sekedar terasnya
aku si jelata penuh dosa kaya cela
hanya lapang ampunnaNya yang mampu selamatkan dahagaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar