Sabtu, 11 Juni 2011

Alergi

“Kamu mau pergi sama Arif?” Olan mengirim SMS sembari menyusuri trotoar kota seusai kelas menulis. “Nggak juga. Kenapa?” Iwan membalas dua menit kemudian. “Tawaran traktiran es krim masih berlaku lho ini. Aku di alun-alun, “ Olan mengetik SMSnya, memandang alun-alun kota yang cukup ramai hari Minggu itu.

Olan melihat Iwan dari tepi alun-alun. Bukannya segera memarkir motornya, Iwan malah tersenyum dan memutar jalan alun-alun sekali lagi. “Ngledek!” gerutu Olan lucu dalam hati.

“Hai,” Iwan duduk menjejeri Olan, tersenyum. “Cari es krim, yuk! Tapi aku ga bawa helm, muter ke situ sebentar mbok boleh?” Olan menunjuk minimarket di sisi barat alun-alun. “Nggak usah lah,” Iwan menolak. “Laahhh, ayoo,” Olan setengah merengek. “Aku lagi pilek,” itu cukup membuat Olan diam, mencuri pandang kemudian.

Iwan lalu membuka tasnya, menunjukkan beberapa lembar kertas. “Mau aku buat skenario film,” kata Iwan bersemangat. Origami, Olan membaca judul tulisan itu. “Menurutmu? Kasih aku saran, ya,” Iwan memberondong Olan. “Belum selesaaiii,” Olan menjawab gemas, melanjutkan membaca. Ia mengagumi tulisan Iwan.

“Aku sakit. Berangkat kerja setengah hari,“ Iwan membalas SMS Olan yang menanyakan kenapa ia tumben meng-SMS-nya tengah siang. “Masih pilek?” tanya Olan kemudian.

“Aku Alergi. Badanku merah-merah semua. Kemarin aku salah makan,” Iwan menerangkan sakitnya. “Istirahat dan minum air putih yang banyak ya, biar cepat baikan,” Olan melayangkan perhatian, lalu kembali ke layar laptop tanpa perhatian penuh.

“Dek, kapan ada waktu? Mas mau bicara,” SMS Haris menyusul. Olan menarik nafas. “Jangan sekarang. Nanti aku SMS lagi,” Olan membalas singkat SMS pacar complicated-nya itu.

“Masa aku ketularan ‘alergi’? Kenapa malas sekali untuk bicara lagi dengannya? Bagaimana aku harus memulai ‘tolong’, ‘maaf’, dan ‘terima kasih’ ?” Olan bermonolog dengan hatinya, mencoba mengingat wajah Haris, sulit.

(alfyaulia-8/6/11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar