Farah memungut kerang di pasir pantai, ombak mencandai kakinya. Cahaya bulan mengabarkan kerang itu cantik untukku, Farah tersenyum. Ganti angin mencandai rambutya. Seseorang memperhatikan tak jauh darinya.
Handi, yang memperhatikan itu, memasukkan kedua tangan ke saku jaketnya. Malam yang dingin untuk lelaki berkacamata itu.
Handi masih memperhatikan. Farah yang kini duduk di pasir menengok, tahu ada yang memperhatikannya sejak tadi. “Kemari,” Farah yakin dengan ajakannya.
Handi yang tak yakin, ia mendekat ragu, tapi akhirnya duduk juga di samping Farah. Hidungnya menangkap aroma vanilla yang lembut.
"Menurutku, bulan itu seperti roti croissant,” Handi membuka pembicaraan dengan tema aneh. “Karena itu memang crescent moon,” Farah tersenyum, memandang Handi.
“Menurutku lagi, awan-awan itu seperti kepala jamur,” masih aneh, Handi menunjuk gumpalan awan di kiri bulan. “Semakin dingin di sini. Ayo, aku punya kopi dan vanilla cake di kamar,” Farah bangkit menarik tangan Handi, tak peduli lagi dengan celotehannya. Tapi…
Saat menengok, justru yang ditariknya adalah lelaki berkepala jamur dengan senyum roti croissant! Dan…treeettttt… Alarm Farah menjerit membangunkannya. “Dasar Handi! Di mimpi pun tetap aneh dan tidak peka,”Farah merutuk di kamarnya, merasa lucu dengan mimpinya barusan.
“Harusnya tadi aku meminjami Farah jaketku. Kasihan dia kedinginan,” Handi menggaruk kepala di kamarnya, juga baru terbangun dari mimpi anehnya. (Alfy Aulia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar